Sabtu, 04 Desember 2010

Bab VIII
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh  sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,  pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
  1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
  2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
  3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas  ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
  1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
  2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
  3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
  4. Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas  metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
  1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
  2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
  3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis  menjadi kegiatan teknis
  4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
  5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
  6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
  7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
  1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
  2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
  3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan  apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
  1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
  2. Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar
  3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
  1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
  2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
  3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
  4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
  5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
  1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
  2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
  3. Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.

Kamis, 25 November 2010

Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Sosial Masyarakat

Pertentangan-pertentangan Sosial
dan Integrasi Sosial Masyarakat

A. Pendahuluan

Hidup bermasyarakat erat hubungannya dengan individu maupaun anggota masyarakat,kelompok atau golongan. Disini antara masyarakat satu dengan yang lain saling membutuhkan,sehingga lama kelamaan akan terbentuk ikatan-ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat oleh masyarakat untuk mengontrol anggotanya agar tidak keluar dari jalur yang sudah ada.
Pada setiap diri individu harus sudah terkandung rasa solidaritas,toleransi dan tenggang rasa sehingga memiliki tanggung jawab pada setiap tindakan yang dilakukan.
Kehidupan bermasyarakat akan sangat terasa harmonis dan menyenangkan bila masyarkat saling membantu dan menjaga hubungan tapi terkadang juga terjadi ketidak harmonisan antara masyarakat, karena tiap individu atau masyarakat memiliki sifat dan pandangan berbeda,karena itu sering mengakibatkan terjadinya konflik antara masyarakat dan bila keadaan seperti ini terus berlanjut maka bisa menimbulkan perpecahan.

B. Prasangka dan diskriminasi

Prasangka merupakan suatu anggapan terhadap sesuatu kepada seseorang maupun kelompok, dan cenderung mengarah ke hal-hal negatif.
Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negative terhadap orang objek atau situasi.Sikap seseorang baru bias diketahui apabila dia bertindak dahulu.kadang sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan, jadi parasangka bisa dikatakan sebagai kecenderungan yang tidak tampak atau tidak jelas kepastiannya,yang bersifat tidak realistis karena prasangka timbul dari masing-masing individu. Dan lama kelamaan kemudian berkembang menjadi sifat diskriminasi, sikap yang pilih kasih atau pandang bulu. Yaitu lebih mementingkan diri sendiri atau golongan sendiri sehingga tidak jarang menyebabkan adanya ketidakadilan.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan dikriminasi :
1. Berlatar belakang sejarah
2. Adanya perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. Bersumber faktor kepribadian
4. Perbedaan keyakinan dan agama
Usaha untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2. Perluasan kesempatan kerja
3. Sikap terbuka dan lapang dada

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma kebudayaan sendiri sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakanya dengan kebudayaan lain. Sikap ini dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung.

C. Pertentangan-pertentangan sosial / ketegangan dalam masyarakat

Cirri-ciri konflik :
1. Terdapat atau terlibatnya individu atau golongan yang bertentangan
2. Memiliki perbedaan masing-masing antara golongan baik kebutuhan,tujuang,masalah,nilai,sikap maupun gagasan.
3. Adanya interaksi antara kelompok yang bertentangan tersebut.
Konflik merupakan tingkah laku yang timbul dari dalam diri individu atau emosi, sehingga menyebabkan adanya permusuhan dan kebencian.
Lingkungsn terjadinya konflik karena :
1. Dalam taraf diri seseorang
2. Dalam taraf kelompok
3. Dalam taraf masyarakat

Cara-cara pemecahan konflik :
1. Elimination : pengunduran diri dari salah satu pihak yang berkonflik
2. Subjugation atau domination : orang atau pihak yang mempunyai kekuatan untuk dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
3. Mjorityh rule : dengan melakukan voting untuk menentukan keputusan,tanpa mempertimbangkan argumentasi
4. Minority con]]sent : kelompok mayoritas dan minoritas saling bekerja bersama
5. Compromisme : antar pihak saling berusaha menemukan jalan tengah / solusinya.
6. Integration : dengan mufakat atau keputusan bersama,mempertimbangkan pendapat yang bertentangan kemudian ditelaah hingga mencapain suatu kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.

Jumat, 12 November 2010

Bab 7

BAB VII
Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

A. PENGERTIAN MASYARAKAT

Masyarakat adalah setiap kelompok yang telah lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (“R.Linton”). Masyarakat timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama dalam waktu yang lama.
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi lingkungan, bangsa dsb. Sedangkan dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misal teritorial, bangsa, dan golongan.
Syarat-syarat menjadi masyarakat :
a. Adanya manusia yang saling berkumpul
b. Telah menetap disuatu daerah
c. Undang-undang yang mengatur untuk mencapai tujuan bersama
B. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan atau kata lain urban community, masyarakat kota lebih menekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya, masyarkat kota memiliki perhatian lebih luas, lebih memandang penggunaan kebutuhan hidup.
a. Ciri-ciri masyarakat kota
- kehidupan beragama kurang
- individualis, karena mereka menganggap mampu memenuhi kebutuhan sendiri/keluarga, sulit bersatu dalam masyarakat, karena perbedaan-perbedaan pandang.
- pembagian kerja tegas dan ada batasan-batasan
- tenaga masyarakat kota lebih dibutuhkan dari pada warfa desa, karena latar belakang pendidikan yang diperoleh
- Rasional
- memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya guna mengejar target pekerjaan atau hal lain.
- terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
C. Perbedaan Desa dan Kota
Berdasarkan sebagai berikut ;
1. Jumlah penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
2. Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat perdesaan dan perkotaan saling berkaitan erat, keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan pangan seperti beras, sayur-mayur dan daging dsb. Begitu sebaliknya, warga desa juga membutuhkan perkerjaan dikota, walaupn hanya sebagai tenaga kasar., misal buruh bangunan. Kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan masyarakat desa seperti pakaian , alat dan obat-obatan.dst.dan juga menyediakan tenaga-tenaga di bidang-bidang tertentu, seperti medis, elektornika, tranportasi dsb.
3. Aspek Positif dan Negatif
Kota dihadapkan untuk menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul . Perkembengan kota merupakan manifestasi dari kehidupan sosial , ekonomi, kebudayaan dan politik. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota.
Kota harus mengandung 5 unsur adalah sbb:
a. wisma :bagian ruang kota untuk tempat berlindung terhadap alam di sekitarnya. Tujuannya agar dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk sesuai dengan pertambahan penduduk dan memperbaiki lingkungan perumahan yang ada agar sesuai standar penhidupan yang layak.
b. Karya : Penyediaan lapangan kerja misal industri, perdagangan, pelabuhan, dll.
c. marga : menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota ataupun antar kota.
d. Suka : Pelengkap kebutuhan penduduk seperti fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
e. Penyempurnaan


fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota :
- Dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota
- Kelancaran dalam pembangunan dan pengaturan tata kota
- Dapat megatasi masalah keamanan
- Meningkatkan kerja sama yang baik antar pemimpin kota atau kabupaten.
4. Masyarakat Pedesaan
A. Pengertian desa / pedesaan
Menurut pendapat para ahli , Sutardjo Karto Hardikusuma mengemukakan “Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri”. Binarto berpendapat bahwa desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial , ekonomi, politik dan kultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik.
Ciri-ciri desa :
a. Rasa kebersamaan untuk mengenal masyarakat tinggi dan bisa saling mengenal antar masyarakat satu dengan yang lain
b. Mempunyai rasa yang sama atau kebiasaan hidup yang hampir mirip
c. Mata pencaharian mayoritas di sektor agraris
Sedangkan ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah :
a. Antar warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat
b. Sistem kehidupan berkelompok
c. Mayoritas masyarakat hidup dari penghasilan bertani
d. Masyarakatnya homogen
Gotong royong dalam masyarakat ada dua macam :
a. Kerjasama timbul karena inisiatif (pribadi)
b. Kerjasama timbul dari luar (organisasi)
B. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Menurut para ahli masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian bersifat agraris. Orang kota menilai bahwa kehidupan masyarakat di pedesaan harmonis, adem ayem, sehingga orang-orang kota lebih suka melepas lelah di daerah pedesaan. Namun bukan berarti di pedesaan tidak ada masalah-masalah, terkadang ada juga masalah-masalah yang di hadapi di perdesaan yaitu :
a. Konflik : pertengkaran antar tentangga sering terjadi.
b. Kontraversi : perubahan konsep-konsep kebudayaan ,psikologi, religi dan spriritual
c. Kompertisi : persaingan dalam hal pekerjaan antar masyarakat, sehingga bisa menimbulkan rasa iri, dengki, fitnah dsb
d. Kegiatan pada masyarakat pedesaan :
C. Sistem Nilai Budaya Petani Indonesia
a. Selalu berusaha dan berdoa serta memperbaiki diri
b. mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup dan mencapai kedudukan tertentu
c. cenderung berpikir realistis atau lebih mementingkan kehidupan sekarang dan tidak berpikir ke masa depan
d. Bencana alam yang terjadi bukan merupakan hal yang menakutkan , karena mereka sudah terbiasa dengan alam yang ada
e. untuk menghadapi alam mereka bergotong royong dengan sesamanya. Karena pada hakikatnya hidup saling membutuhkan satu sama lain.
D. Unsur-Unsur Desa
Daerah dalam arti tanah yang produktif dan tidak serta penggunaannya, termasuk unsur lokasi , luas dan batas yangmerupakan lingkungan geografis setempat. Penduduk adalah hal meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat. Tata kehidupan dalam hal ini pergaulan antar warga desa . Ketiga unsur tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain , karena ketiganya saling berikatan.
E.Fungsi Desa
1. suatu daerah pemberian makanan pokok seperti padi,jagung, ketela, dsb.
2 sebagai lambung bahan mentah dan tenaga kerja
3. dari kegiatan kerja dapat didefinisikan desa agraris, desar manukaftur, desa industri, desa nelayan dsb.

Bab 6

ILMU SOSIAL DASAR

BAB VI

1. PELAPISAN SOSIAL
A. Pengertian
Pelapisan sosial atau yang sering disebut dengan stratifikasi sosial. Masyarakat terbentuk dari individu-individu . Individu dari berbagai latar belakang dan golongan akan menciptakan keberagaman atau masyarkat yang heterogen.
Masyarakat merupakan satu kesatuan kelompok individu dari berbagai golongan dan kelas sosial yang berbeda. Individu dan masyarakat merupakan pelengkap masing-masing, tanpa individu tidak mungkin ada masyarakat, dan sebaliknya.
Inividu dengan masyarakat saling terikat yaitu :
a. Individu dipengaruhi masyarakat untuk membentuk kepribadiannya
b. Individu mempengaruhi masyarakat dan dapat mengubah kehidupan bermasyarkat.
Membahas mengenai stratifikasi, stratifikasi berasal dari kata strata atau stratum yang berarti pelapisan masyarkat, yaitu individu yang memiliki beragam kedudukan dan kelas di masyarakat.
B. Terjadinya Pelapisan Sosial
Proses ini berjalan sesuai pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Orang - orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk berjalan secara alamiah, misalkan orang yang tua, maka kita sebagai orang yang lebih mudah harus menghormati, orang yang pandai akan merasa disegani oleh teman-teman dsb. Adapun pelapisan sosial yang terbentuk karena ke sengajaan atau rencana, dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Pelapisan sosial dalam hal ini contohnya adalah kegiatan berorganisasi. Dimana didalamnya ada pembagian jabatan untuk menangani suatu hal tetentu. Disini sangat jelas perbedaan antara individu satu dengan yang individu lainnya lainnya. Ada dua sistem dalam beroganisasi yaitu :
1. Sistem fungsional : merupakan pembagian kerja yang mengutamakan kerja sama dan pula dalam kedudukan yang sama, misal antara manajer satu dengan manajer lainnya mengadakan rapat.
2. Sistem skalar : pembagian kekuasaan dari bawah ke atas (vertikal)
C. Perbedaan Sistem Pelapisan Masyarakat
Menurut sifat :
1. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal yang istimewa, Dalam sistem pelapisan tertutup, mereka akan menerima bila berdasarkan keturunan. Jadi selai dari aliran darah / keluarga tidak bisa masuk. Sistem pelapisan seperti ini biasa ditemui di India, dan Afrika Selatan, dimana mereka menganut politik apartheid atau perbedaan warna kulit yang disahkan melalui undang-undang.

2. Sistem Pelapisan Masyarakat Terbuka
Dalam sistem ini setiap masyarakat memiliki kesempatan untuk menempati suatu kedudukan tertentu, Setiap orang berkesempatan untuk menduduki jabatan tertentu asalkan memiliki kemampuan.dan sewaktu-waktu bisa turun karena tidak bisa mempertahankan kemampuannya. Sistem ini sangat baik untuk dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena adanya keterbukaan untuk bersaing dan menunjukkan kemampuannya
D. Teori Pelapisan Sosial Masyarakat
1. Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah
2. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah
3. Masyarkat kelas atas , kelas menengah, kelas menengah kebawah dan kelas bawah.
Berikut pendapat para ahli mengenai pelapisan masyarakat :
1. Arisotteles mengatakan bahwa dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur kaya,miskin dan menengah.
2. Vilfredo Pareto menyatakan bahwa masyarkat terdiri atas dua golongan yaitu golongan elite dan golongan non elite, menurutnya dasar dari perbedaan terjadi karena adanya perbedaan antara masing-masing individu, yakni dari kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda.
3. Gaotano Masoa menyatakan sebagai berikut :
Didalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju. Terdiri atas kelas pemerintah dan kelas yang diperintah .
4. Karl Mark, menurutnya ada dua kelas dalam kehidupan bermasyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksinya dan kelas yang hanya memiliki tenaga untuk mengoperasikan kegiatan produksi.
Jadi, kesimpulannya adalah pelapisan masyarakat terjadi berdasarkan ukuran-ukuran atau kriteria kehidupan individu, yaitu ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan , ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan
1. Kesamaan Derajat
Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperole h kehidupan. Manusia dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik artinya masing-masing memiliki hak dan kewajiban sama besarnya. Setiap warga negara khususnya Indonesia dijamin kebebasannya dalam memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

1. Persamaan Hak
Negara Republik Indonesia, menganut asas bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Hukum ini dibuat dengan maksud untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum Ada empat pasal yang memuat ketentuan tentang hak asasi manusia yakni pasal 27,28,29 dan 31.
Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa ;Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan Pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan pemerintahan tanpa kecuali.
Pasal 27 Ayat 2 ; hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 ; kemerdekaan berserikat dan berkumpul , mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.
Pasal 29 ayat 2 ; Kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
Pasal 31 ; (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (2) pemerintah mengusahakan dan menyelnggarakan suatu sistem pengajaran nasional , yang diatur dengan Undang-Undang.
3. Elite dan Massa
1. Elite
a. Pengertian
Dalam pengertian umum elite adalah sekelompok orang yang memiliki kedudukan tinggi dalam mayarakat. Atau posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial baik dari bidang ekonomi, pemerintahan , aparat militer, politik, agama, pengajaran dan pekerjaan di lingkungan negeri maupn swasta.
b. Fungsi elite
Dalam kehidupan sosial bermasyakarat, ada golongan-golongan tertentu dan salah satu dari golongan itu memiliki kedudukan penting , yaitu memiliki kekuasaan dan kedudukan yang terkemuka dibandinga massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan dalm kehidupan . Golongan minoritas yang berada di atas yang secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studisosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani masyarakat dengan cara nilai sosial.
Berikut peranan elite :
a. Elite menduduki posisi penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
b. Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yang bersifat fisik maupun psikis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
c. Dalam hal tanggunjawab , mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pada masyarakat lain.
Berikut elite pemegang strategi secara garis besar ;
1. Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan )
2. Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang tertentu)
3. Elite agama, filsuf., pendidik dan pemuka masyarakat.
4. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis
Adanya perbedaan dalam masyarakat merupakan tanggungjawab dari para elite politik ,elite politik sangat diharapakan dapat melakukan segala fungsi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera adil dan makmur.
2. Massa
a. Istilah massa digunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam berperilaku massal . Misal ada suatu kejadian sehingga mengakibatkan orang-orang ingin mengetahui.
b. Hal-hal yang penting dalam massa ;
1. keanggotaanya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, orang-orang dari berbagai kelas berbeda,
2. Massa merupakan kelompok yang anonim
3. Sedikit adanya interaksi atau atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya
4. Tidak bisa bertindak secara bulat atau sebagai satu kesatuan.

Senin, 01 November 2010

BAB 5 WARGA NEGARA DAN NEGARA

 Bab 5
 
1. Hukum, Negara dan Pemerintah

A. Hukum
Menurut JCT.Simorangkir SH.Hukum adalah Peraturan-peraturan yg memaksa, yg menentukan tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yg berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan.

a. ciri-ciri dan sifat hukum :
  1. adanya perintah atau larangan
  2. perintah/larangan tsb harus dipatuhi setiap orang
b. sumber-sumber hukum
ialah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-atran yang mempunyai kekuatan memaksa yang jika di langgar mendpt sangsi yang tegas dan nyata

Sumber Hukum Formal :
a. Undang-undang
b. Kebiasaan
c. Keputusan-keputusan hakim
d.Traktat
e. Pendapat sarjana Hukum

c. pembagian hukum
1. menurut sumbernya
2. menurut bentuknya
3. menurut tempat berlakunya
4. menurut waktu berlakunya
5. menurut cara mempertahankannya
6. menurutu sifatnya
7. menurut wujudnya
8. menurut isinya

Sistem hukum terurai menjadi 3 yaitu
1. substansi 2. struktur 3. kultur

B. Negara

Tujuan utama negara :
  1. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain
  2. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara

a. sifat-sifat negara
1. sifat memaksa 2. sifat monopoli 3. sifat mencakup semua
b. bentuk negara
1. negara kesatuan 2. negara serikat

c. unsur-unsur negara harus ada:
1. Harus ada wilayahnya
2. Harus ada rakyatnya
3. Harus ada pemerintanya
4. Harus ada tujuannya
5. Harus ada kedaulatanya

Adapun tujuan negara itu bermacam-macam diantaranya :
1. Perluasan kekuasaan semata
2. Perluasan kekuasaan untuk mencapai tujuan lain
3. Penyelenggaraan ketertiban hukum
4. Penyelenggaraan kesejahteraan umum

Tujuan negara Republik Indonesia:
1. Melindungi segenap bangsan dan seluruh tumpah darah indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

a. sifat-sifat kedaulatan
1. permanen
2. absolut
3. tidak tebagi-bagi
4. tidak terbatas

b. sumber kedaulatan
1. teori kedaulatan Tuhan
2. teori kedaulatan Rakyat
3. teori kedaulatan Negara
4. teori kedaulatan Hukum

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto mencoba menghimpun berbagai pengertian yang dibenarkan oleh masyarakat terhadap hokum, sebagai berikut :
1. Hukum sebagai ilmu pengetahuan
2. Hukum sebagai disiplin
3. Hukum sebagai kaidah
4. Hukum sebagai tata hokum
5. Hukum sebagai petugas
6. Hukum sebagai keputusan penguasa
7. Hukum sebagai proses pemerintah
8. Hukum sebagai sikap
9. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai

Menurut anglo saxon, the rule of law memiliki 3 unsur yaitu :
1. supremasi hukum
2. persamaan kedudukan di depan hukum bagi setiap orang
3. konstitusi bukan merupakan sumber bagi Hak Asasi Manusia

C. Pemerintah
Arti luas : segala kegiatan/usaha yg teroganisir,bersumber pada kedaulatan dan berlandaskan dasar negara
Arti sempit : pendapat montesquieu, maka hanyalah tugas, kewajiban dan kekuasaan negara di bidang eksekutif

2. Warga Negara dan Negara
a. Penduduk adalah mereka yg telah memenuhi syarat-syarat tertentu penduduk dibedakan menjadi :
1. penduduk warga negara
2. penduduk bukan warga negara
b. Penduduk bukan warga negara adalah mereka yg berada dalam wilayah suatu negara

1. asas kewarganegaraan
a. kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut “ius sanguinis”
b. kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau dissebut “ius soli”
Pelaksanaan kedua stelsel ini dibedakan dalam :
-hak opsi yaitu hak untuk memilih kewarganegaraan (stelsel aktif)
-hak repudiasi yaitu hak untuk menolak kewarganegaraan (stelsel pasif)

2. naturalis atau pewarganegaraan
Adalah suatu proses hukum yg menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan
Di indonesia siapa-siapa yg menjadi warga negara telah disebutkan di dlm pasal 26 UUD 1945, yaitu :
1. Yang menjadi warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
2. Syarat-syarat mengenai warganegara ditetapkan dengan undang-undang

Dalam penjelasan umum UU. No. 62 tahun 1958, dikatakan bahwa kewarganegaraan RI. Diperoleh :
a. Karena kelahiran
b. Karena pengangkatan
c. Karena dikabulkan permohonan
d. Karena pewarganegaraan
e. Karena atau akibat dari perkawinan
f. Karena turunan ayah/ ibunya
g. Karena pernyataan

Jumat, 22 Oktober 2010

bab 4 pemuda dan sosialisasi


PEMUDA DAN SOSIALISASI

1. Seminar Tentang Remaja
           
M
asa remaja adalah asa transisi dan secara piskologis sangat problematic. Masi ini memngkingkan mereka berada dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hokum) akibat kontrakdisi norma maupun orentasi mendua.
Rangkuman pembicaraan Dekan FISIP-UI Dr. Manasse malo, ketua jurusan piskologi social, anomi , menurut Enoch markum, muncul akibat keaneragaman dan kekaburan norma. Misalnya norma A yang ditanamkan dalam keluarga, sangat bertentangan dengan norma B yang ia saksikan diluar lingkungan keluarga.  Masyarakat diharapkan mampu memberi jawaban, juga dalam keadaan transisi, sehingga tidak mampu apa yang diinginkan remaja.
            Dalam keadaan binggung inilah mereka berusaha mencari pegangan norma lain yang mengisi kekosongan trsebut.

2. Orentasi Mendua

            Menurut Dr.Male, orentasi bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan secara loyalitas terhadap teman seaya apakah itu dilingkungan belajar (sekolah) atau di luar sekolah. Dengan demikian, mereka adalah kelompok potensi yang mudah dipengaruhi mediamassa yang apapun bentuknya.
            Keadaan bimbang akibat orentasi mendua, menyebabkan remaja nekad melakukan bunuh diri. Mengenai percobaan bunuh diri di Jakarta dalam hubungannya dengan pisikiatris dan factor cultural.
            Untuk mengatasi hal ini Dr. Malo mengemukakan beberapa aternatif. Jalan keluar yang di ambil harus memperhitungkan peranan per group. Program pendidikan yang melawan arus nilai peer.

3. Peran Media Massa

            Dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi. Dengan demikian, kosan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin pada media yang beredar. Sedangkan masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

4. Perlu Dikembangkan
            Bicara mengeai kecendrungan relasi orang tua dari remaja (KROK) menyatakan positif merupakan factor pendukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif. Sedangkan yang negative merupakan factor yang tidak mendukung karena bersifat destruktif dan konfortatif.
            Suwarniati Sartomo berpendapat, remaja sebagai individu dan masa pancaroba mempunyai penilaian yang belum mendalam terhadap norma, etika dan agama seperti halnya orang dewaasa. Dari penelitian yang dilakukan diketahui pada umumnya responden merasa tidak sepenuhnya bertanggungn jawab terhadap masalah kenakalan remaja.
            Dari artikel diatas dapat di simpulkan bawwa masalah kepemudaan dapat ditinjau dari 2 amunisi yaitu :
  1. penghayatan mengenai peruses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris.
  2. Posisi pemuda dalam arah kehdupan itu sendiri.

5. Perguruan Dan Pendidikan

            Jika pada abad ke 20 ini pelanet bumi dihuni oleh mayoritas penduduk berusia muda, dengan perkiraan berusia 17 tahunan. Tentu akan menimbulkan pertanyaan. Dua deretan pertanyaan yang muncul adalah :
Apakah generasi muda itu telah mendapat kesempatan mengayam dunia pendidikan dan keterampilan sebagai modal utama bagi insane pembangunan.
            Di Negara-negara maju, salah satunya adalah Amerika Serikat. Di negri ini umumnya para generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenya, para mahasiswa merupakan sebagian dari generasi muda.
            Gagasa dan pola kerja yang hamper serupa telah dikembangkan pula di Negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea selatan, Singapur dan Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para innovator pada sector teknologi industri itu membawa Negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
            Sebagai mana upaya bangsa Indonesia untuk mengembangkan potensi tenaga generasi muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skil berkualitas tinggi.

Sabtu, 16 Oktober 2010

bab 3 masyarakat

Pengertian Masyarakat
A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengeMenurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.

bab 3 keluarga

Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala
Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah
adaptasi atau perkawinan (WHO, 1969).
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie, 1981).
Bentuk-bentuk Keluarga
1) Tradisional
(1) Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
(2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
(3) Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau
perkawinan / meniti karier.
(4) Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
(5) Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
(6) Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
(7) Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
(8) Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
(9) Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
(10) Keluarga Usila
Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
2) Non Tradisional
1) Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,
pengalaman yang sama.
2) Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
3) Homosexual / Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
4) Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
5) Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak
Fungsi Keluarga
Menurut WHO (1978)
6) Fungsi Biologis
(1) Untuk meneruskan keturunan
(2) Memelihara dan membesarkan anak
(3) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
(4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
7) Fungsi Psikologis
(1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
(2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
(3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
(4) Memberikan identitas keluarga
8) Fungsi Sosialisasi
(1) Membina sosialisasi pada anak
(2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan
anak
(3) Meneruskan nilai-nilai keluarga
9) Fungsi Ekonomi
(1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(2) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
(3) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan
datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
10) Fungsi Pendidikan
(1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
(2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
(3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Friedman (1998) :
1) Fungsi Affective
(1) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental
saling mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
(2) Mengenal identitas individu
(3) Rasa aman
2) Fungsi Sosialisasi Peran
(1) Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan.
(2) Fungsi dan peran di masyarakat.
(3) Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
3) Fungsi Reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomi
(1) Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
(2) Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
(1) Konsep sehat sakit keluarga
(2) Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit ® tujuan kesehatan keluarga ®
keluarga mandiri
Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara (Friedman, 1981). Membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan
oleh keluarga yaitu :
3) Mengenai gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
4) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
5) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang
tidak membantu dirinya karena cacat / usia yang terlalu muda.
6) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
7) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari lembaga-lembaga
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.

bab 3 individual

 Individu dan Makhluk Sosial
  1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.

Minggu, 03 Oktober 2010

kebudayaan

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

masyarakat

Pengertian MasyarakatA. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengeMenurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.

ILMU SOSIAL DASAR

Penduduk Muda dan Penduduk Tua
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk.
Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini. Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan dasar mulai dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya,  sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain. 
Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain. Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena persen penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal. 
Karakteristik Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik penduduk menurut umur dapat ditabulasi silang dengan jenis kelamin atau dapat juga ditabulasi silang dengan karakteristik sosial misalnya penduduk menurut umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk menurut umur dengan tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan status pekerjaan dll.
Di bawah ini adalah Tabel jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP 2000 yang dikelompokkan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan menurut kelompok umur 5 tahunan.
Tabel  1. Jumlah Penduduk Indonesia menurut Umur dan Jenis Kelamin, (dalam ribuan)
Kel. Umur Laki-laki Perempuan Total Rasio Jenis Kelamin
0-4 10188,7 9832,7 20021,4 104
5-9 11157,3 10788,9 21946,2 103
10-14 10824,1 10413,9 21238,0 104
15-19 10652,3 10611,7 21264,0 100
20-24 9759,0 10333,2 20092,2 94
25-29 9135,4 9596,1 18731,5 95
30-34 8455,4 8507,0 16962,4 99
35-39 7537,0 7454,4 14991,4 101
40-44 6495,3 6143,6 12638,9 106
45-49 5170,3 4689,9 9860,2 110
50-54 3880,6 3625,7 7506,3 107
55-59 2995,3 2941,5 5936,8 102
60-64 2481,5 2592,1 5073,6 96
65-69 1810,6 2012,2 3822,8 90
70-74 1267,6 1392,3 2659,9 91
75+ 1369,2 1728,2 3097,4 79

Jumlah 103179,9 102663,4 205843,3 101      
Sumber: SP2000, BPS 2005, (Data Dirapihkan)